Senin, 20 Februari 2017

Keseimbangan Cairan, Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK)


Keterampilan Dasar Kebidanan









  
DISUSUN OLEH :

Trias Adi Puspitasari
B 13.1
16140041







PRODI D-4 BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA








SOAL :
1.      Cairan tubuh.
2.      Gangguan keseimbangan cairan.
3.      Gangguan keseimbangan elektrolit.
4.      Gangguan keseimbangan asam dan basa.
5.      Mekanisme penanganan gangguan cairan infus, menghitung tetesan infus, jenis cairan intravena, transfuse darah.
JAWAB :
1.      Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiseluler seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Setiap manusia pasti memerlukan cairan tubuh, kebutuhan cairan itu sendiri merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis. Kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh dengan hampir 90% dari total berat badan. Sedangkan sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Persentase cairan pada tubuh bayi baru lahir sekitar 75% dari total berat badan, pria dewasa 755 dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari berat badan. Selain itu, persentasae jumlah cairan tubuh yang bervariasi juga bergantung pada lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai  jumlah cairan tubuh yang yang lebih sedikit di banding pada pria, karena jumlah lemakdalam tubuh wanita dewasa lebih banyak daripada lemak dalam tubuh pria dewasa. Cairan tubuh ini memiliki komposisi CIS (Cairan Intraseluler) dan CES (Cairan Ekstraseluler).
Ø  CIS (Cairan Intraseluler)
Cairan yang terdapat dalam sel tubuh dan menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (total bodi water). CIS menyusun sekitar 40% berat tubuh atau 2/3 dari TBW.
Ø  CES (Cairan Ekstraseluler)
Cairan yang terdapat di luar sel dan menyusun sekitar 30% TBW. CES meliputi cairan inravasakuler, cairan interstitial, dan cairan transeluler.

2.      Gangguan keseimbangan cairan.
a.      Hipovolume atau Dehidrasi
Dehidrasi terjadi bila air yang keluar dari tubuh lebih banyak daripada cairan yang masuk. Kekurangan cairan dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan.
Ada 3 macam kekurangan volume cairan dehidrasi, yaitu:
Ø  Dehidrasi Isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elekrolitnya yang seimbang.
Tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah.
(kadar Na: 130-150 mEq/L)
Ø  Dehidrasi Hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada elektrolitnya.
Konsentrasi elektrolit dalam darah turun.
(kadar Na: 130 mEq/L)
Ø  Dehidrasi Hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air.
Konsentrasi elektrolit dalam darah naik.
(kadar Na: 150mEq/L)
                        Air keluar dari tubuh melalui :
Ø  Ginjal (sebagai urin)
Ø  Kulit (sebagai keringat dan uap air)
Ø  Paru-paru (sebagai uap air)
Ø  Usus (bagian dari tinja)
Berdasarkan kehilangan berat badan, dehidrasi akut dapat di bagi atas :
Ø  Dehidrasi ringan          : kehilangan berat badan 21/2-5%
Ø  Dehidrasi sedang        : kehilangan berat badan 5-10%
Ø  Dehidrasi berat            : kehilangan berat badan > 10%
Dehidrasi pada anak-anak dapat terjadi karena pemasukan air kurang atau air terlampaui banyak dari tubuh, melalui :
Ø  Kulit                                    : berkeringat pada udara panas, demam, luka bakar, dsb.
Ø  Tr. Digestivus             : muntah-muntah, diare, fistula, drainage.
Ø  Tr. Urinarius               : diabetes mellitus, diabetes insipidus.
Ø  Paru-paru                    : hiperventilasi.
Ø  Pembuluh darah         : pendarahan.
Gejala-gejala :
Ø  Rasa haus (kecuali pada dehidrasi hipotonik, rasa haus tidak ada)
Ø  Berat badan turun.
Ø  Kulit, bibir, dan lidah kering, air ludah menjadi kental.
Ø  Mata dan ubun-ubun (jika masih terluka) cekung.
Ø  Produksi urin berkurang.
Ø  Apatis, gelisah kadang-kadang konvulsi (dehidrasi hipertonik).
Ø  Akhirnya gejala shock dan asidosis muncul, nadi dan jantung berdenyutcepat dan lemah. Pengisian kurang, tekanan darah turun, ekstremitas dingin, warna kulit menjadi pucat dan sianotik, pernafasan kuszmaull
b.      Hipervolume atau Overhidrasi
Terdapat 2 manifestasi yang di timbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hioervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstial). Normalnya cairan interstial tidak terikat dengan air, tetapi elastis dan hanya terdapat di antara jaringan. Keadaan hipervolume dapat menyebabkan pitting edema, merupakan edema yang berada pada darah perifer atau akan mencekung setelah di tekan pada daerah, yang bengkak. Hal ini menyebabkan karena perpindahan cairan ke jaringan melalui titik tekanan. Cairan dalam jaringan yang edema tidak di gerakkan ke permukaan lain dengan penekanan jari.

3.      Gangguan keseimbangan elektrolit.
1.      Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan dimana kurangnya kadar natrium dalam plasma darah yang di tandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah, dan diare. Hal tersebut menimbulkan rasa haus yang berlebihan, denyut nadi cepat, hipotensi, konvulsi, dan membran mukosa kering. Hiponatremia dapat disebabkan oleh kurangnya cairan yang berlebihan seperti kondisi diare yang berkepanjangan.
2.      Hipernatremia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang di tandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/L. Kondisi tersebut disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
3.      Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia di tandai dengan adanya kram otot dank ram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L, serta kesemutan pada jari dan sekitar mulut. Keadaan ini sebabkan karena pengaru pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.
4.      Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan. Ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, bau ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
5.      Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium darah. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan. Kondisi hipokalemia ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darh, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perutnya kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan, penurunan bising usus, serta kadar kalium plasmanya menurun sehingga kurang dari 3,5 mEq/L.
6.      Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolic, pemberian kalium yang berlebihan melalui intervena. Hiperkalemia ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas system pencernaan.
7.      Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah. Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikarda, hipertensi, disorientasi dan konvulsi, serta kadar magnesiumdalam darah kuning dari 1,3 mEq/L.
8.      Hipermagnesia
Merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hal ini ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.

4.      Gangguan keseimbangan asam dan basa
1.      Asidosis Respiratorik
Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksidadari cairan tubuh. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kerusakan pada pernapasan, peningkatan PCO2 arteri di atas 45 mmHg, dan penurunan pada pH yakni kurang dari 7,35. Keadaan ini dapat di sebabkan oleh adanya penyakit obstruksi, trauma kepala, pendarahan, dan lain-lain.
2.      Asidosis Metabolik
Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam. Keadaan ni dengan adanya penurunan pH kurang dari 7,35 dan HCO3 kurang dari 22 mEq/L.
3.      Alkalosis Respiratorik
Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru-paru yang dapat menimbulkan terjadinya paCOarteri kurang dari 35 mmHg, pH lebih dari 7,45. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru-paru, dan lain-lain.
4.      Alkalosis Metabolik
Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanyapeningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri lebih dari 7,4
5.Pemberian cairan melalui infus.
Merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang di lakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus. Serta sebagai tindakan dan pemberian makanan.
Persiapan alat dan bahan:
·         Standar infus.
·         Perangkat infus.
·         Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien.
·         Jarum infus/abbocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran.
·         Pengalas.
·         Pembendung.
·         Kapas alcohol 70%.
·         Plester.
·         Gunting.
·         Kasa steril.
·         Betadine.
·         Sarung tangan.
Prosedur kerja :
1)      Cuci tangan.
2)      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan di lakukan.
3)      Hubungkan cairan dan perangkat infus dengan menusukkan ke dalam botol infus (cairan).
4)      Isi cairan ke dalam perangkat infus dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian, kemudian buka penutup hingga selang terisi dan keluar udaranya.
5)      Letakkan pengalasan.
6)      Lakukan pembendungan dengan tourniquet.
7)      Gunakan sarung tangan.
8)      Desinfeksi daerah yang akan di tusuk.
9)      Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.
10)  Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus.
11)  Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus.
12)  Buka tetesan.
13)  Lakukan desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan kasa steril.
14)  Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester.
15)  Catat respon yang terjadi.
16)  Cuci tangan.
Cara menghitung tetesan infus :
a.      Dewasa (makro dengan 20 tetes/ml)

Tetesan/menit =  Jumlah cairan yang masuk
                             Lamanya infus (jam) x
Atau

Tetesan/menit = ∑ Keb.cairan x Faktor tetesan
                              Lama infus (jam) x 60 menit

Keterangan:
Faktor tetesan infus bermacam-macam, hal ini dapat dilihat pada label infus (10 tetes/menit, 15 tetes/menit, dan 20 tetes/menit).

b.      Anak

Tetesan/menit (mikro) = Jumlah cairan yang masuk
                                              Lamanya infus (jam)

Jenis-jenis cairan infus :
1.      Asering.
Memiliki komposisi :
-          Na 130 mEq
-          Cl 109 mEq
-          Ca 3 mEq
-          K 4 mEq
-          Asetat/garam 28 mEq
Fungsi cairan ini di berikan kepada pasien dehidrasi (keadaan shock hipovolemik dan asidosis), demam berdarah, trauma, dehidrasi berat, luka bakar dan shock hemoragik.
Adapun manfaat cairan asering yaitu:
-          Dapat menjaga suhu tubuh sentral pada anestasi dan isofluran terutama kandungan asetatnya pada saat pasien dibedah
-          Meningkatkan tonisitas sehingga dapat mengurangi resiko edema serebral
2.      Cairan Kristaloid
a.        Normal Saline
Komposisi : Na: 154 mmol/l,Cl:154 mmol/l
Kegunaan :
-          Mengganti cairan saat diare
-          Elektrolit dan cairan yang hilang di intravaskuler
-          Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit serta membuat peningkatan pada metabolit nitrogen berupa ureum dan kreatinin pada penyakit ginjal akut.
b.       Ringer Laktat (RL)
Komposisi : (mmol/100 ml : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq /L)
Manfaat cairan Ringer Laktat : Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk konduksi saraf dan otak, mengganti cairan hilang karena dehidrasi, shock hipovolemik dan kandungan natriumnya menentukan tekanan osmotik pada pasien.

c.        Deaktrosa
Cairan terdiri dari beberapa komposisi yaitu :
Glukosa = 50 gr/l,100 gr/l,200 gr/l
Manfaat deaktrosa adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat terapi intravena,dan diperlukan untuk hidrasi ketika pasien sedang dan selesai operasi.
d.      Ringer Asetat (RA)
Komposisi cairan ini hampir sama dengan cairan Ringer Laktat namun keduanya memiliki manfaat yang berbeda bagi pasien yaitu :
-          berguna sebagai cairan metabolisme di otot pasien
-          Bermanfaat bagi pasien resusitasi (kehilangan cairan akut) yang mengalami dehidrasi yang berat dan syok maupun asidosis
-          bagi pasien diare (yang kehilangan cairan dan bikarbonat masif)
-          demam berdarah
-          luka bakar (syok hemoragik)
Manfaat yang dirasakan pasien dengan cairan ini 3-4 kali lebih cepat dan efektif daripada cairan Ringer Laktat (RL).
3. Cairan Koloid
Cairan ini merupakan cairan yang terdiri dari molekul besar yang sulit untuk menembus pada membran kapiler. Biasanya cairan digunakan untuk mengganti cairan yang hilang yakni cairan intravaskuler, digunakan untuk membuat tekanan osmose plasma lebih terjaga dan mengalami peningkatan. Jenis cairan koloid yaitu :
a.) Albumin
Komposisi : Protein 69-kDa yang mendapat pemurnian yang berasal dari plasma manusia (misalnya 5 %).
Adapun manfaat albumin yaitu mengganti jumlah volume yang hilang atau protein ketika pasien mengalami syok hipovolemia, hipoalbuminemia, saat operasi ,trauma, gagal ginjal yang akut dan luka bakar. Selain itu, ketika pasien diterapi dengan albumin dapat memberi pengaruh diuresis yang berkelanjutan serta membantu dalam penurunan berat badan.
b.) Hidroxyetyl Starches (HES)
Komposisi : Starches (memiliki 2 tipe polimer glukosa:amilosa dan amilopektin).
Manfaat cairan HES yakni membantu menurunkan permeabilitas pembuluh darah pada pasien post trauma. sSehingga resiko kebocoran kapiler dapat terhindarkan dan membantu menambah jumlah volume plasma walaupun pasien mengalami kenaikan permeabilitas.
c.) Dextran
Komposisi : Polimer glukosa (hasil sintesis bakteri Leuconosyoc mesenteroides melalui media sukrosa)
Manfaat dextran, membantu menambah plasma ketika pasien mengalami trauma, syok sepsis, iskemia celebral, vaskuler perifer dan iskemia miokard. Selain itu, cairan dextran memberi efek anti trombus yakni dapat menurunkan viskositas darah dan mencegah agregasi platelet.
d.) Gelatin
Komposisi: hidrolisi kolagen bovine
Manfaat : Memberi efek antikoagulan, Dapat membantu menambah volume plasma pada pasien
4. Cairan Mannitol
Komposisi terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen (C6H14O6). Manfaatnya yaitu membantu tekanan intrakranial yang tingga menjadi normal atau berkurang, memberi peningkatan diuresis pada proses pengobatan gagal ginjal (oliguria), membuateksresi senyawa toksik menjadi meningkat. Bermanfaat juga sebagai larutan irigasi genitouriner ketika pasien sedang menjalani operasi prostat atau transuretral.
5. KA-EN 1B
Komposisinya dalam tiap 1000 ml yaitu :
-          Sodium klorida 2,25 g
-          Anhidrosa dekstros 37,5 g
-          Elektrolit (meq/L) yang terdiri dari : Na+ (38,5),Cl- (38,5),dan glukosa (37,5 g/L
Manfaat cairan KA-EN 1B :
Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus pasien yang sedang dehidrasi karena tidak mendapat asupan oral dan pasien yang sedang demam. Selain itu cairan ini bisa diberikan kepada bayi prematur maupun bayi yang baru lahir sebagai cairan elektrolitnya.
6. KA-EN 3A & KA-EN 3B
Komposisi :
-          KA-EN 3A
-          Sodium klorida 2,34 g
-          Potassium klorida 0,75 g
-          Sodium laktat 2,24 g
-          Anhydrous dekstros 27 g
-          Cairan elektrolit (meq/L): Na + 60,K+10,Cl-50,glukosa 27g/L,kcal/L:108
-          KA-EN 3B
-          Sodium klorida 1,75 g
-          Ptasium klorida 1,5 g
-          Sodium laktat 2,24
-          Anhydrous dekstros 27 g
-          Cairan elektrolit (mEq/L) : Na + (50),K+ (20),Cl- (50),laktat- (20),glukosa (27g/L),kcal/L (108)
Manfaat kedua larutan ini adalah :
Membantu memenuhi kebutuhan pasien akan cairan dan elektrolit karena kandungan kaliumnya (pada KA-EN 3A mengandung kalium 10 mEq/L dan KA-EN 3B mengandung kalium 20 mEq/L) yang cukup walaupun pasien sudah melakukan ekskresi harian.
7. KA-EN MG3
Komposisi :
-          Sodium klorida 1,75 g
-          Anhydrous dekstros 100 g
-          Sodium laktat 2,24 g
-          Cairan elektrolit (mEq/L) yang terdiri dari: Na+ (50),K+ (20),Cl- (50),laktat- (20),glikosa (100 g/L),kcal/l (400)
Manfaatnya yakni membantu cairan elektrolit harian pasien maupun saat pasien mendapat asupan oral terbatas, memenuhi kebutuhan kalium pasien (20 mEq/L) dan sebagai suplemen NPC yang dibutuhkan pasien (400 kcal/L).
8. KA-EN 4A
Memiliki komposisi (per 1000 ml), yang mengandung :
-          Na 30 mEq/L
-          Cl 20 mEq/L
-          K 0 mEq/L
-          Laktat 10 mEq/L
-          Glukosa 40 gr/L
Manfaat larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi dan anak-anak, menormalkan kadar konsentrasi kalium serum pada pasien, membantu pasien mendapatkan cairan kembali ketika mengalami dehidrasi hipertonik.
9. KA-EN 4B
Komposisinya yaitu :
-          Na 30 mEq/L
-          K 8 mEq/L
-          Laktat 10 mEq/L
-          Glukosa 37,5 gr/L
-          Cl 28 mEq/L
Manfaat cairan infus KA-EN 4B :
Dapat diberikan pada bayi dan anak–anak usia kurang dari 3 tahun sebagai cairan infus bagi mereka, mengurangi resiko hipokalemia ketika pasien kekurangan kalium dan mengganti cairan elektrolit pasien ketika dehidrasi hipertonik.
10. Otsu-NS
Komposisinya terdiri dari elektrolit (mEq/L) :
-          Na+=154
-          Cl- +154
Manfaat cairan Otsu-NS yakni mengganti Na dan Cl ketika pasien diare,mengganti kehilangan natrium pada pasien saat asidosis diabetikum,insufisiensi adrenokortikal,dan luka bakar. Selain itu, mengganti cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.
11. Otsu-RL
Komposisi terdiri dari cairan elektrolit (mEq/L), yaitu :
-          Na+ =130
-          K+ = 4
-          Cl- =108.7
-          Laktat = 28
-          Ca++ = 2.7
Manfaatnya yaitu memberi pasien ion bikarbonat dan sebagai cairan asidosi metabolik dan sebagai resuisitasi.
12. MARTOS-10
Komposisi : 400 kcal/L
Manfaat cairan ini adalah dapat membantu mencukupi suplai air dan karbohidray pada pasien diabetik secara parental dan dapat memberi nutrisi eksogen pada pasien kritis penderita tumor,infeksi berat,pasien stres berat maupun pasien mengalami defisiensi protein.
13. AMIPAREN
Komposisi tiap liter dari Amiparen terdiri dari beberapa kandungan yaitu:
L-leucine 14g, L-isoleucine 8g, L-valine 8g,lysine acetate 14,8g (L-lysine equivalent 10,5g), L-threonine 5,7g,L-tryptophan 2g,L-methionine 3,9g,L-phenylalanine 7g,L-cysteine 1g,L-tyrosine 0,5g, L-arginine 10,5g,L-histidine 5g,L-alanine 8g, L-proline 5g,L-serine 3g,aminoacetic acid 5,9g,L-aspartic acid 30 w/w%,total nitrogen 15,7g,sodium kurang lebih 2 mEq,acetate kira-kira 1220 mEq dan kandungan Sodium bisulfit ditambahkan sebagai stabilisator.
Cairan ini bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik berat, mengalami luka bakar, kwasiokor dan sebagaikebutuhan nutrisi secara parental.
14. AMINOVEL- 600
Komposisi cairan ini tiap 600 liter terdiri atas :
-          amino acid (L-form) 50g
-          D-sorbitol 100g
-          ascorbic acid 400mg
-          inositol 500mg
-          nicotinamide 60mg
-          pyridoxine HCl 40mg,
-          riboflavin sodium phosphate 2,5mg.
-          Selain itu komposisinya terdiri dari elektrolit:
-          Sodium 35 mEq
-          potassium 25 mEq
-          magnesium 5 mEq
-          acetate 35 mEq
-          maleate 22 mEq
-          chloride 38 mEq
Manfaatnya adalah meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien yang mengalami luka bakar, trauma pasca operasi serta pasien yang mengalami stres metabolik sedang. Selain itu, cairan diberikan kepada pasien GI sebagai penambah nutrisi.
15. TUTOFUSIN OPS
Komposisi tiap liternya adalah:
-          Natrium = 100 mEq
-          Kalium = 18 mEq
-          Kalsium = 4 mEq
-          Sorbitol = 50 gram
-          Klorida = 90 mEq
-          Magnesium =6 mEq
Manfaatnya yakni memenuhi kebutuhan pasien akan air dan cairan elektrolit baik saat sebelum,sedang dan sesudah operasi. Selain itu, dapat membantu pasien mendapatkan kembali air dan cairan elektrolit saat mengalami dehidrasi isotonik dan kehilangan cairan intarselular, juga memenuhi kebutuhan pasien akan makanan yang mengandung karbohidratsecara parsial.

5.      Transfusi Darah
Merupakan tindakan memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan seperangkat alat transfusi pada pasien yang membutuhkan darah. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.

Persiapan alat dan bahan :
-          Standard infus.
-          Perangkat transfuse.
-          NaCL 0,9%.
-          Darah sesuai dengan kebutuhan pasien.
-          Jarum infus/ abbocath sesuai dengan ukuran.
-          Pengalas.
-          Tourniquet/pembendng-pembendung.
-          Kapas alcohol 70%.
-          Plester.
-          Gunting.
-          Kasa steril.
-          Betadine.
-          Sarung tangan.

Prosedur kerja:
-          Cuci tangan.
-          Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
-          Hubungkan cairan NaCL 0,9% dan seperangkat transfusi dengan memasukkannya.
-          Isi cairan NaCL 0,9% ke dalam perangkat dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian. Kemudian buka penutup, hingga selang terisi dan udaranya keluar
-          Letakkan pengalas.
-          Lakukan pembedungan dengan tourniquet.
-          Gunakan sarung tangan.
-          Desinfeksi daerah yang akan di tusuk.
-          Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.
-          Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/abbocath.
-          Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang transfusi.
-          Buka tetesan.
-          Lakukan desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan kasa steril.
-          Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester.
-          Setelah NaCL 0,9% masuk sekitar kurang lebih 15 menit, ganti dengan darah yang sudah di siapkan.
-          Darah sebelum di masukkan, terlebih dahulu cek warna darah, identitas pasien, jenis golongan darah, dan tanggal kadaluwarsa.
-          Lakukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian transfuse.
-          Catat respon terjadi, dan cuci tangan.



DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Musrifatul, Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat A.Aziz Alimul.Uliyah Musrfatul.2006.Keterampilan Dasar klinik Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar