Keterampilan Dasar Kebidanan
DISUSUN OLEH :
Trias Adi Puspitasari
B 13.1
16140041
PRODI D-4 BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
SOAL :
1. Cairan
tubuh.
2. Gangguan
keseimbangan cairan.
3. Gangguan
keseimbangan elektrolit.
4. Gangguan
keseimbangan asam dan basa.
5. Mekanisme
penanganan gangguan cairan infus, menghitung tetesan infus, jenis cairan
intravena, transfuse darah.
JAWAB :
1. Cairan
tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiseluler seperti
manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Setiap manusia
pasti memerlukan cairan tubuh, kebutuhan cairan itu sendiri merupakan bagian
dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis. Kebutuhan ini memiliki proporsi
besar dalam bagian tubuh dengan hampir 90% dari total berat badan. Sedangkan
sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Persentase cairan pada tubuh bayi
baru lahir sekitar 75% dari total berat badan, pria dewasa 755 dari total berat
badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari berat
badan. Selain itu, persentasae jumlah cairan tubuh yang bervariasi juga
bergantung pada lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh yang yang lebih sedikit
di banding pada pria, karena jumlah lemakdalam tubuh wanita dewasa lebih banyak
daripada lemak dalam tubuh pria dewasa. Cairan tubuh ini memiliki komposisi CIS
(Cairan Intraseluler) dan CES (Cairan Ekstraseluler).
Ø CIS (Cairan Intraseluler)
Cairan yang terdapat dalam sel tubuh dan menyusun
sekitar 70% dari total cairan tubuh (total bodi water). CIS menyusun sekitar
40% berat tubuh atau 2/3 dari TBW.
Ø CES (Cairan
Ekstraseluler)
Cairan yang terdapat di luar sel dan menyusun sekitar
30% TBW. CES meliputi cairan inravasakuler, cairan interstitial, dan cairan
transeluler.
2. Gangguan
keseimbangan cairan.
a.
Hipovolume
atau Dehidrasi
Dehidrasi terjadi bila air yang keluar dari tubuh
lebih banyak daripada cairan yang masuk. Kekurangan cairan dapat terjadi karena
penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan.
Ada 3 macam kekurangan volume cairan dehidrasi, yaitu:
Ø Dehidrasi Isotonik,
terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elekrolitnya yang seimbang.
Tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah.
(kadar Na: 130-150 mEq/L)
Ø Dehidrasi Hipertonik, terjadi
jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada elektrolitnya.
Konsentrasi elektrolit dalam darah turun.
(kadar Na: 130 mEq/L)
Ø Dehidrasi Hipotonik, terjadi
jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air.
Konsentrasi elektrolit dalam darah naik.
(kadar Na: 150mEq/L)
Air keluar dari tubuh
melalui :
Ø Ginjal
(sebagai urin)
Ø Kulit
(sebagai keringat dan uap air)
Ø Paru-paru
(sebagai uap air)
Ø Usus
(bagian dari tinja)
Berdasarkan
kehilangan berat badan, dehidrasi akut dapat di bagi atas :
Ø Dehidrasi
ringan : kehilangan berat badan
21/2-5%
Ø Dehidrasi
sedang : kehilangan berat badan
5-10%
Ø Dehidrasi
berat : kehilangan berat badan
> 10%
Dehidrasi
pada anak-anak dapat terjadi karena pemasukan air kurang atau air terlampaui
banyak dari tubuh, melalui :
Ø Kulit :
berkeringat pada udara panas, demam, luka bakar, dsb.
Ø Tr.
Digestivus : muntah-muntah, diare, fistula, drainage.
Ø Tr.
Urinarius : diabetes mellitus, diabetes insipidus.
Ø Paru-paru :
hiperventilasi.
Ø Pembuluh
darah : pendarahan.
Gejala-gejala
:
Ø Rasa
haus (kecuali pada dehidrasi hipotonik, rasa haus tidak ada)
Ø Berat
badan turun.
Ø Kulit,
bibir, dan lidah kering, air ludah menjadi kental.
Ø Mata
dan ubun-ubun (jika masih terluka) cekung.
Ø Produksi
urin berkurang.
Ø Apatis,
gelisah kadang-kadang konvulsi (dehidrasi hipertonik).
Ø Akhirnya
gejala shock dan asidosis muncul, nadi dan jantung berdenyutcepat dan lemah.
Pengisian kurang, tekanan darah turun, ekstremitas dingin, warna kulit menjadi
pucat dan sianotik, pernafasan kuszmaull
b.
Hipervolume
atau Overhidrasi
Terdapat 2 manifestasi yang di
timbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hioervolume (peningkatan volume darah)
dan edema (kelebihan cairan pada interstial). Normalnya cairan interstial tidak
terikat dengan air, tetapi elastis dan hanya terdapat di antara jaringan.
Keadaan hipervolume dapat menyebabkan pitting edema, merupakan edema yang
berada pada darah perifer atau akan mencekung setelah di tekan pada daerah,
yang bengkak. Hal ini menyebabkan karena perpindahan cairan ke jaringan melalui
titik tekanan. Cairan dalam jaringan yang edema tidak di gerakkan ke permukaan
lain dengan penekanan jari.
3. Gangguan
keseimbangan elektrolit.
1.
Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan dimana
kurangnya kadar natrium dalam plasma darah yang di tandai dengan adanya kadar
natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah, dan diare. Hal
tersebut menimbulkan rasa haus yang berlebihan, denyut nadi cepat, hipotensi,
konvulsi, dan membran mukosa kering. Hiponatremia dapat disebabkan oleh
kurangnya cairan yang berlebihan seperti kondisi diare yang berkepanjangan.
2.
Hipernatremia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar
natrium dalam plasma tinggi yang di tandai dengan adanya mukosa kering,
oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit
kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar
natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/L. Kondisi tersebut disebabkan oleh
dehidrasi, diare, dan asupan air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya
sedikit.
3.
Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium
dalam plasma darah. Hipokalsemia di tandai dengan adanya kram otot dank ram
perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L, serta
kesemutan pada jari dan sekitar mulut. Keadaan ini sebabkan karena pengaru
pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi
intestinal.
4.
Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan
kadar kalsium dalam darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami
pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan. Ditandai
dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, bau ginjal, mual-mual, koma,
dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
5.
Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan
kadar kalium darah. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare
berkepanjangan. Kondisi hipokalemia ditandai dengan lemahnya denyut nadi,
turunnya tekanan darh, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perutnya kembung,
lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan, penurunan bising usus,
serta kadar kalium plasmanya menurun sehingga kurang dari 3,5 mEq/L.
6.
Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar
kalium dalam darah tinggi. Sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit
ginjal, asidosis metabolic, pemberian kalium yang berlebihan melalui intervena.
Hiperkalemia ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas system pencernaan.
7.
Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah.
Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan
tangan, takikarda, hipertensi, disorientasi dan konvulsi, serta kadar
magnesiumdalam darah kuning dari 1,3 mEq/L.
8.
Hipermagnesia
Merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam
darah. Hal ini ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar
magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
4. Gangguan
keseimbangan asam dan basa
1.
Asidosis
Respiratorik
Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena
kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksidadari cairan tubuh. Hal
tersebut mengakibatkan terjadinya kerusakan pada pernapasan, peningkatan PCO2 arteri di atas 45
mmHg, dan penurunan pada pH yakni kurang dari 7,35. Keadaan ini dapat di
sebabkan oleh adanya penyakit obstruksi, trauma kepala, pendarahan, dan
lain-lain.
2.
Asidosis
Metabolik
Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi
penumpukan asam. Keadaan ni dengan adanya penurunan pH kurang dari 7,35 dan HCO3 kurang
dari 22 mEq/L.
3.
Alkalosis
Respiratorik
Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari
paru-paru yang dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri
kurang dari 35 mmHg, pH lebih dari 7,45. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
karena adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru-paru, dan lain-lain.
4.
Alkalosis
Metabolik
Merupakan
suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh
dengan adanyapeningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri
lebih dari 7,4
5.Pemberian
cairan melalui infus.
Merupakan
tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang di lakukan pada pasien dengan
bantuan perangkat infus. Serta sebagai tindakan dan pemberian makanan.
Persiapan
alat dan bahan:
·
Standar infus.
·
Perangkat infus.
·
Cairan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
·
Jarum infus/abbocath atau
sejenisnya sesuai dengan ukuran.
·
Pengalas.
·
Pembendung.
·
Kapas alcohol 70%.
·
Plester.
·
Gunting.
·
Kasa steril.
·
Betadine.
·
Sarung tangan.
Prosedur
kerja :
1) Cuci
tangan.
2) Jelaskan
pada pasien mengenai prosedur yang akan di lakukan.
3) Hubungkan
cairan dan perangkat infus dengan menusukkan ke dalam botol infus (cairan).
4) Isi
cairan ke dalam perangkat infus dengan menekan bagian ruang tetesan hingga
ruangan tetesan terisi sebagian, kemudian buka penutup hingga selang terisi dan
keluar udaranya.
5) Letakkan
pengalasan.
6) Lakukan
pembendungan dengan tourniquet.
7) Gunakan
sarung tangan.
8) Desinfeksi
daerah yang akan di tusuk.
9) Lakukan
penusukan dengan arah jarum ke atas.
10) Cek
apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus.
11) Tarik
jarum infus dan hubungkan dengan selang infus.
12) Buka
tetesan.
13) Lakukan
desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan kasa steril.
14) Beri
tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester.
15) Catat
respon yang terjadi.
16) Cuci
tangan.
Cara
menghitung tetesan infus :
a.
Dewasa
(makro dengan 20 tetes/ml)
Tetesan/menit
= Jumlah cairan yang masuk
Lamanya
infus (jam) x
Atau
Tetesan/menit = ∑ Keb.cairan x Faktor
tetesan
Lama infus (jam)
x 60 menit
Keterangan:
Faktor tetesan infus bermacam-macam,
hal ini dapat dilihat pada label infus (10 tetes/menit, 15 tetes/menit, dan 20
tetes/menit).
b.
Anak
Tetesan/menit
(mikro) = Jumlah cairan yang masuk
Lamanya infus (jam)
Jenis-jenis cairan infus :
1. Asering.
Memiliki komposisi :
-
Na 130 mEq
-
Cl 109 mEq
-
Ca 3 mEq
-
K 4 mEq
-
Asetat/garam 28 mEq
Fungsi cairan ini di berikan kepada
pasien dehidrasi (keadaan shock hipovolemik dan asidosis), demam berdarah,
trauma, dehidrasi berat, luka bakar dan shock hemoragik.
Adapun manfaat cairan asering yaitu:
-
Dapat menjaga suhu tubuh sentral pada anestasi dan
isofluran terutama kandungan asetatnya pada saat pasien dibedah
-
Meningkatkan tonisitas sehingga dapat mengurangi
resiko edema serebral
2.
Cairan Kristaloid
a.
Normal Saline
Komposisi : Na: 154
mmol/l,Cl:154 mmol/l
Kegunaan :
-
Mengganti cairan saat diare
-
Elektrolit dan cairan yang hilang di intravaskuler
-
Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit serta
membuat peningkatan pada metabolit nitrogen berupa ureum dan kreatinin pada
penyakit ginjal akut.
b.
Ringer Laktat (RL)
Komposisi : (mmol/100 ml : Na =
130, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq /L)
Manfaat cairan Ringer Laktat
: Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk konduksi saraf dan otak, mengganti
cairan hilang karena dehidrasi, shock hipovolemik dan kandungan natriumnya
menentukan tekanan osmotik pada pasien.
c.
Deaktrosa
Cairan terdiri dari beberapa
komposisi yaitu :
Glukosa = 50 gr/l,100 gr/l,200
gr/l
Manfaat deaktrosa adalah cairan
yang diperlukan pasien pada saat terapi intravena,dan diperlukan untuk hidrasi
ketika pasien sedang dan selesai operasi.
d.
Ringer Asetat (RA)
Komposisi cairan ini hampir sama dengan cairan
Ringer Laktat namun keduanya memiliki manfaat yang berbeda bagi pasien yaitu :
-
berguna sebagai cairan metabolisme di otot pasien
-
Bermanfaat bagi pasien resusitasi (kehilangan
cairan akut) yang mengalami dehidrasi yang berat dan syok maupun asidosis
-
bagi pasien diare (yang kehilangan cairan dan
bikarbonat masif)
-
demam berdarah
-
luka bakar (syok hemoragik)
Manfaat yang dirasakan pasien dengan cairan ini 3-4
kali lebih cepat dan efektif daripada cairan Ringer Laktat (RL).
3. Cairan Koloid
Cairan ini merupakan cairan yang terdiri dari
molekul besar yang sulit untuk menembus pada membran kapiler. Biasanya cairan
digunakan untuk mengganti cairan yang hilang yakni cairan intravaskuler,
digunakan untuk membuat tekanan osmose plasma lebih terjaga dan mengalami
peningkatan. Jenis cairan koloid yaitu :
a.)
Albumin
Komposisi : Protein 69-kDa yang mendapat
pemurnian yang berasal dari plasma manusia (misalnya 5 %).
Adapun manfaat albumin yaitu mengganti jumlah
volume yang hilang atau protein ketika pasien mengalami syok hipovolemia,
hipoalbuminemia, saat operasi ,trauma, gagal ginjal yang akut dan luka bakar.
Selain itu, ketika pasien diterapi dengan albumin dapat memberi pengaruh
diuresis yang berkelanjutan serta membantu dalam penurunan berat badan.
b.)
Hidroxyetyl Starches (HES)
Komposisi
: Starches (memiliki 2 tipe polimer glukosa:amilosa dan amilopektin).
Manfaat cairan HES yakni membantu menurunkan
permeabilitas pembuluh darah pada pasien post trauma. sSehingga resiko
kebocoran kapiler dapat terhindarkan dan membantu menambah jumlah volume plasma
walaupun pasien mengalami kenaikan permeabilitas.
c.)
Dextran
Komposisi : Polimer glukosa (hasil sintesis
bakteri Leuconosyoc mesenteroides melalui media sukrosa)
Manfaat dextran, membantu menambah plasma ketika
pasien mengalami trauma, syok sepsis, iskemia celebral, vaskuler perifer dan
iskemia miokard. Selain itu, cairan dextran memberi efek anti trombus yakni
dapat menurunkan viskositas darah dan mencegah agregasi platelet.
d.)
Gelatin
Komposisi:
hidrolisi kolagen bovine
Manfaat : Memberi efek
antikoagulan, Dapat membantu menambah volume plasma pada pasien
4. Cairan Mannitol
Komposisi terdiri dari karbon,
hidrogen dan oksigen (C6H14O6). Manfaatnya yaitu membantu tekanan intrakranial
yang tingga menjadi normal atau berkurang, memberi peningkatan diuresis pada
proses pengobatan gagal ginjal (oliguria), membuateksresi senyawa toksik
menjadi meningkat. Bermanfaat juga sebagai larutan irigasi genitouriner ketika
pasien sedang menjalani operasi prostat atau transuretral.
5. KA-EN 1B
Komposisinya dalam tiap 1000 ml
yaitu :
-
Sodium klorida 2,25 g
-
Anhidrosa dekstros 37,5 g
-
Elektrolit (meq/L) yang terdiri dari : Na+
(38,5),Cl- (38,5),dan glukosa (37,5 g/L
Manfaat
cairan KA-EN 1B :
Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus
pasien yang sedang dehidrasi karena tidak mendapat asupan oral dan pasien yang
sedang demam. Selain itu cairan ini bisa diberikan kepada bayi prematur maupun
bayi yang baru lahir sebagai cairan elektrolitnya.
6. KA-EN 3A & KA-EN 3B
Komposisi :
-
KA-EN 3A
-
Sodium klorida 2,34 g
-
Potassium klorida 0,75 g
-
Sodium laktat 2,24 g
-
Anhydrous dekstros 27 g
-
Cairan elektrolit (meq/L): Na +
60,K+10,Cl-50,glukosa 27g/L,kcal/L:108
-
KA-EN 3B
-
Sodium klorida 1,75 g
-
Ptasium klorida 1,5 g
-
Sodium laktat 2,24
-
Anhydrous dekstros 27 g
-
Cairan elektrolit (mEq/L) : Na + (50),K+ (20),Cl-
(50),laktat- (20),glukosa (27g/L),kcal/L (108)
Manfaat
kedua larutan ini adalah :
Membantu memenuhi kebutuhan pasien akan cairan dan
elektrolit karena kandungan kaliumnya (pada KA-EN 3A mengandung kalium 10 mEq/L
dan KA-EN 3B mengandung kalium 20 mEq/L) yang cukup walaupun pasien sudah
melakukan ekskresi harian.
7. KA-EN MG3
Komposisi :
-
Sodium klorida 1,75 g
-
Anhydrous dekstros 100 g
-
Sodium laktat 2,24 g
-
Cairan elektrolit (mEq/L) yang terdiri dari: Na+
(50),K+ (20),Cl- (50),laktat- (20),glikosa (100 g/L),kcal/l (400)
Manfaatnya yakni membantu cairan elektrolit harian
pasien maupun saat pasien mendapat asupan oral terbatas, memenuhi kebutuhan
kalium pasien (20 mEq/L) dan sebagai suplemen NPC yang dibutuhkan pasien (400
kcal/L).
8. KA-EN 4A
Memiliki komposisi (per 1000 ml),
yang mengandung :
-
Na 30 mEq/L
-
Cl 20 mEq/L
-
K 0 mEq/L
-
Laktat 10 mEq/L
-
Glukosa 40 gr/L
Manfaat larutan ini yakni dapat diberikan sebagai
larutan infus untuk bayi dan anak-anak, menormalkan kadar konsentrasi kalium
serum pada pasien, membantu pasien mendapatkan cairan kembali ketika mengalami
dehidrasi hipertonik.
9. KA-EN 4B
Komposisinya yaitu :
-
Na 30 mEq/L
-
K 8 mEq/L
-
Laktat 10 mEq/L
-
Glukosa 37,5 gr/L
-
Cl 28 mEq/L
Manfaat cairan infus KA-EN 4B :
Dapat diberikan pada bayi dan
anak–anak usia kurang dari 3 tahun sebagai cairan infus bagi mereka, mengurangi
resiko hipokalemia ketika pasien kekurangan kalium dan mengganti cairan
elektrolit pasien ketika dehidrasi hipertonik.
10. Otsu-NS
Komposisinya
terdiri dari elektrolit (mEq/L) :
-
Na+=154
-
Cl- +154
Manfaat cairan Otsu-NS yakni
mengganti Na dan Cl ketika pasien diare,mengganti kehilangan natrium pada
pasien saat asidosis diabetikum,insufisiensi adrenokortikal,dan luka bakar.
Selain itu, mengganti cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.
11. Otsu-RL
Komposisi
terdiri dari cairan elektrolit (mEq/L), yaitu :
-
Na+ =130
-
K+ = 4
-
Cl- =108.7
-
Laktat = 28
-
Ca++ = 2.7
Manfaatnya yaitu memberi pasien ion
bikarbonat dan sebagai cairan asidosi metabolik dan sebagai resuisitasi.
12. MARTOS-10
Komposisi
: 400 kcal/L
Manfaat cairan ini adalah dapat
membantu mencukupi suplai air dan karbohidray pada pasien diabetik secara
parental dan dapat memberi nutrisi eksogen pada pasien kritis penderita
tumor,infeksi berat,pasien stres berat maupun pasien mengalami defisiensi
protein.
13. AMIPAREN
Komposisi
tiap liter dari Amiparen terdiri dari beberapa kandungan yaitu:
L-leucine 14g, L-isoleucine 8g,
L-valine 8g,lysine acetate 14,8g (L-lysine equivalent 10,5g), L-threonine
5,7g,L-tryptophan 2g,L-methionine 3,9g,L-phenylalanine 7g,L-cysteine
1g,L-tyrosine 0,5g, L-arginine 10,5g,L-histidine 5g,L-alanine 8g, L-proline
5g,L-serine 3g,aminoacetic acid 5,9g,L-aspartic acid 30 w/w%,total nitrogen
15,7g,sodium kurang lebih 2 mEq,acetate kira-kira 1220 mEq dan kandungan Sodium
bisulfit ditambahkan sebagai stabilisator.
Cairan ini bermanfaat bagi pasien
yang mengalami stres metabolik berat, mengalami luka bakar, kwasiokor dan
sebagaikebutuhan nutrisi secara parental.
14. AMINOVEL- 600
Komposisi cairan ini tiap 600 liter
terdiri atas :
-
amino acid (L-form) 50g
-
D-sorbitol 100g
-
ascorbic acid 400mg
-
inositol 500mg
-
nicotinamide 60mg
-
pyridoxine HCl 40mg,
-
riboflavin sodium phosphate 2,5mg.
-
Selain itu komposisinya terdiri dari elektrolit:
-
Sodium 35 mEq
-
potassium 25 mEq
-
magnesium 5 mEq
-
acetate 35 mEq
-
maleate 22 mEq
-
chloride 38 mEq
Manfaatnya adalah meningkatkan
kebutuhan metabolik pada pasien yang mengalami luka bakar, trauma pasca operasi
serta pasien yang mengalami stres metabolik sedang. Selain itu, cairan
diberikan kepada pasien GI sebagai penambah nutrisi.
15. TUTOFUSIN OPS
Komposisi
tiap liternya adalah:
-
Natrium = 100 mEq
-
Kalium = 18 mEq
-
Kalsium = 4 mEq
-
Sorbitol = 50 gram
-
Klorida = 90 mEq
-
Magnesium =6 mEq
Manfaatnya yakni memenuhi kebutuhan
pasien akan air dan cairan elektrolit baik saat sebelum,sedang dan sesudah
operasi. Selain itu, dapat membantu pasien mendapatkan kembali air dan cairan
elektrolit saat mengalami dehidrasi isotonik dan kehilangan cairan
intarselular, juga memenuhi kebutuhan pasien akan makanan yang mengandung karbohidratsecara
parsial.
5. Transfusi
Darah
Merupakan tindakan
memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan seperangkat alat transfusi
pada pasien yang membutuhkan darah. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan darah
dan memperbaiki perfusi jaringan.
Persiapan alat dan bahan
:
-
Standard infus.
-
Perangkat transfuse.
-
NaCL 0,9%.
-
Darah sesuai dengan
kebutuhan pasien.
-
Jarum infus/ abbocath
sesuai dengan ukuran.
-
Pengalas.
-
Tourniquet/pembendng-pembendung.
-
Kapas alcohol 70%.
-
Plester.
-
Gunting.
-
Kasa steril.
-
Betadine.
-
Sarung tangan.
Prosedur kerja:
-
Cuci tangan.
-
Jelaskan pada pasien
mengenai prosedur yang akan dilakukan.
-
Hubungkan cairan NaCL
0,9% dan seperangkat transfusi dengan memasukkannya.
-
Isi cairan NaCL 0,9% ke
dalam perangkat dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan
terisi sebagian. Kemudian buka penutup, hingga selang terisi dan udaranya
keluar
-
Letakkan pengalas.
-
Lakukan pembedungan
dengan tourniquet.
-
Gunakan sarung tangan.
-
Desinfeksi daerah yang
akan di tusuk.
-
Lakukan penusukan dengan
arah jarum ke atas.
-
Cek apakah sudah mengenai
vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/abbocath.
-
Tarik jarum infus dan
hubungkan dengan selang transfusi.
-
Buka tetesan.
-
Lakukan desinfeksi dengan
betadine dan tutup dengan kasa steril.
-
Beri tanggal dan jam
pelaksanaan infus pada plester.
-
Setelah NaCL 0,9% masuk
sekitar kurang lebih 15 menit, ganti dengan darah yang sudah di siapkan.
-
Darah sebelum di
masukkan, terlebih dahulu cek warna darah, identitas pasien, jenis golongan
darah, dan tanggal kadaluwarsa.
-
Lakukan observasi
tanda-tanda vital selama pemakaian transfuse.
-
Catat respon terjadi, dan
cuci tangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat,
Musrifatul, Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.Keterampilan
Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat A.Aziz
Alimul.Uliyah Musrfatul.2006.Keterampilan
Dasar klinik Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar