Jumat, 28 April 2017

Keputihan Pada Ibu Hamil

Pada saat hamil, biasanya wanita seringkali mengalami banyak perubahan, salah satu yang paling mencolok adalah keluarnya lendir dari vagina atau biasa disebut keputihan. Namun, Anda jangan khawatir karena keputihan pada saat kehamilan adalah hal yang normal terjadi. Keputihan saat hamil biasanya terjadi karena adanya pengaruh hormon yang diproduksi selama kehamilan, yakni hormon estrogen. Namun, Anda harus waspada karena perubahan hormonal ini juga dapat mengubah keseimbangan keasaman vagina, sehingga menyebabkan munculnya jamur yang mencetus iritasi. Untuk itu, ada baiknya jika Anda mewaspadai keputihan pada ibu hamil karena bisa saja menimbulkan risiko yang negatif pada kehamilan dan janin

Cara tepat untuk mewaspadai keputihan pada ibu hamil adalah dengan menggali pengetahuan tentang keputihan dan juga ciri-cirinya. Tahukah Anda, bahwa keputihan ada dua macam, yakni keputihan normal dan abnormal. Keputihan bisa dikatakan normal apabila bertekstur encer, berwarna putih agak bening campur putih seperti susu, tidak menyebabkan gatal, serta tidak berbau busuk. Sedangkan keputihan yang bisa dikatakan tidak normal dan perlu diwaspadai adalah yang lebih kental dan lengket, lendir berwarna kehijauan atau kekuningan, bahkan sampai kemerahan atau kecokelatan, berbau tidak enak dan menyengat, menimbulkan kemerahan dan gatal di daerah vagina.
Setelah mengetahui ciri-ciri keputihan di atas, tentunya Anda akan lebih mudah mewaspadai keputihan pada ibu hamil. Namun, tahukah Anda apa yang menyebabkan keputihan menjadi berbahaya bagi kehamilan dan janin? Keputihan bisa mengganggu kehamilan dan janin karena adanya infeksi penyakit pada vagina. Namun sayang, minimnya pengetahuan para wanita membuat mereka kurang mewaspadai keputihan pada saat hamil, padahal keputihan tersebut bisa mengganggu proses kehamilan, misalnya menyebabkan bayi lahir prematur, kontraksi, hingga pecah ketuban dini. Selain itu, keputihan yang tidak teratasi dengan baik saat hamil dapat menular pada bayi saat persalinan dan dapat menular kembali kepada ibu saat menyusui sehingga terjadi mastitis (peradangan puting susu dan payudara).

Untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan akibat keputihan, maka penting bagi para ibu hamil untuk memperhatikan perubahan cairan yang keluar dari vagina tersebut dan rutin konsultasi ke dokter kandungan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Dan satu lagi, ibu hamil jangan segan-segan untuk menceritakan keluhan yang dialami selama kehamilan agar dokter bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut apabila terjadi sesuatu yang mengancam kehamilan dan janin.

Sumber.
http://artikeltentangkesehatan.com/waspadai-keputihan-pada-ibu-hamil.html

Hemofilia

Hemofilia adalah kelainan perdarahan akibat kurangnya produksi salah satu faktor pembekuan darah. Faktor pembekuan darah merupakan glikoprotein yang sebagian besar diproduksi oleh hati dan dikeluarkan ke sirkulasi darah, yang mampu membantu proses pembekuan darah. Oleh karena itu, tubuh penderita tidak mampu menghentikan perdarahan apabila terjadi luka yang megakibatkan perdarahan. Penyaki tini termasuk dalam penyakit bawaan yang diturunkan oleh kromosom X, sehingga sebagian besar diderita oleh wanita, meskipun tidak menutup kemungkinan juga terjadi padalaki – laki.
Hemofilia digolongkan menjadi tiga jenisya itu hemofilia A, B, dan C. Hemofilia A dan B diturunkan secara seksual, sedangkan hemofilia C secara auto somal. Pada kasus hemofilia A terdapat kekurangan faktor VIII, kasus hemofilia B terdapat kekurangan faktor IX,dan hemofilia C terdapat kekurangan faktor XI.
Tingkat normal Faktor VIII dan Faktor IX adalah 50-200%. Sedangkan pada orang sehat, nilai rata-rata kedua faktor pembeku darah itu adalah 100%. Kadar factor pembeku darah dapat diketahui melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Berdasarkan kadar faktor pembeku darah tersebut dapat dibagi menjadi :
  1. Hemofiliaberat, sering terjadi perdarahan tanpa sebab yang jelas (spontan), frekuensi perdarahan sering. Memiliki kadar faktor pembeku darah kurang dari 1%.
  2. Hemofilia sedang, frekuensi timbulnya perdarahan tidak sesering hemofilia berat. Memiliki kadar faktor pembeku darah 1-5%.
  3. Hemofilia ringan, jarang terjadi perdarahan kecuali jika terjadi luka besar seperti tindakan pencabutan gigi, operasi atau khitan. Memilikikadarfaktor pembeku darah 5-30%.
Gejala yang paling sering terjadi pada hemofilia ialah perdarahan, baik yang terjadi di dalam tubuh(internal bleeding) maupun yang terjadi di luar tubuh(external bleeding). Internal bleeding yang terjadi dapat berupa pendarahan pada daerah antara kornea dan iris mata, muntah darah, hematoma, perdarahan intrakranial, hematuria, melena, dan hemartrosis. Adanya external bleeding dapat bermanifestasi sebagai perdarahan masif dari mulut ketika ada gigi yang tanggal atau pada ekstraksi gigi, perdarahan masif ketika terjadi luka kecil, dan perdarahan dari hidung tanpa sebab yang jelas. Gejala – gejala tersebut biasaya muncul sejak penderita berusia balita dan usia pertumbuhan.
Cara terbaik terapi hemophilia dapat dilakukan dengan mengganti factor pembekuan darah yang hilang dengan menyuntikkan faktor pembekuan dari luar tubuh melalui injeksi intravena (di suntik). Sejak 1992 faktor pembekuan darah yang di injeksikan berupa plasma darah manusia yang telah disterilisasi. Terapi ini dapat digunakan secara mandiri oleh penderita dan dipakai secara teratur untuk mencegah pendarahan yang terjadi.


Sumber :
Aman, Adi Koesoema, 2006, PenyakitHemofilia di Indonesia :Masalah Pemberian Diagnostik dan Pemberian Komponen Darah, Universitas Sumatra Utara e-Repository, Sumatra Utara.
Setiawati, DyahYuniar  dan Sumardi, 2010, Pengobatan Hemofilia Diupayakan melalui Jamkesmas, Mediakom, XXIV.

Menstruasi Pada Remaja Putri

Banyak remaja putri mendapatkan siklus menstruasinya antara usia 10 dan 16 tahun. Hal tersebut dikenal sebagai menarche. Dokter sering membicarakan tentang siklus bulanan pada remaja putri, tentang jumlah hari dari awal menstruasi sampai mendapatkan menstruasi berikutnya, biasanya dalam jangka waktu 28 hari. Tapi, jumlah 28 hari adalah jumlah rata-rata yang sering digunakan dokter.
Siklus menstruasi pada perempuan sangat bervariasi, ada yang mempunyai siklus 24 hari dan ada yang 34 hari. Dan remaja putri biasanya memiliki menstruasi berbeda-beda tiap bulannya, khususnya beberapa tahun sesudah menstruasi pertama. Hari pertama siklus pada wanita menjadi hari pertama pada hitungan siklus.
Pada hari kelima, kelenjar pituari yang terletak di bawah otak memerintahkan ovarium untuk mempersiapkan sel telur yang akan yang akan dilepaskan. Sebuah sel telur akan tumbuh secara sempurna. Pada saat bersamaan, saluran uterus menjadi tebal untuk persiapan sebagai tempat tinggal sel telur yang sudah tervertilisasi jika terjadi pembuahan (kehamilan).

Pada hari ke-14 dari 28 hari dalam satu siklus, sel telur pecah dan menyebar atau disebut ovulasi. Sel telur bergerak melalui tuba falopii masuk ke dalam uterus. Jika sel telur tidak difertilisasi atau dibuahi oleh sperma, maka sel tersebut akan gugur. Dua minggu kemudian, sel telur yang gugur tersebut akan meninggalkan tubuh dan terjadilah siklus menstruasi.
Kemudian sel telur akan mengalami proses pembuatan dari awal lagi. Kelihatannya, siklus ini sangat teratur. Tapi, tubuh remaja putri terkadang nggak mengikuti jadwal secara tepat.
Hal ini biasa, terutama pada dua tahun pertama setelah mengalami menstruasi pertama, baik melompati siklus maupun siklus yang tidak teratur. Sakit, perubahan berat badan, dan stres dapat mempengaruhi siklus menstruasi, karena sebagian otak yang mengatur siklus menstruasi dipengaruhi hal-hal tersebut.
Beberapa gadis remaja memiliki siklus menstruasi seperti kerja jam. Lainnya memiliki siklus berbeda tipis tiap bulannya. Beberapa remaja mendapatkan siklus yang teratur, namun meloncati satu periode atau mengalami menstruasi lebih lama akibat stres.
Faktanya, ketika kamu sedang dalam perjalanan atau terjadi perubahan jadwal dalam aktivitas sehari-hari, siklus menstruasi akan telat. Semua hal ini adalah normal. Disebut normal pula bila lama siklus menstruasi pada remaja putri bervariasi. Kadang-kadang, darah keluar selama dua hari, kadang selama tujuh hari.
Hal tersebut karena tingkat produksi hormon pada tubuh berbeda-beda dari satu siklus ke siklus selanjutnya. Dan, hal ini mempengaruhi banyaknya dan lama darah keluar.
Jadi, bagaimana mengetahui bahwa siklus menstruasi tidak teratur? Kamu harus memperhatikan tanda-tanda pada tubuh. Tanda-tanda tersebut meliputi :
  • Kejang pada punggung dan otot terasa kencang
  • Payudara yang lebih berat
  • Sakit kepala
  • Jerawat bermunculan
  • Waktu tidur yang nggak normal
  • Gangguan pada mood
  • Bengkak-bengkak pada tubuh.
Siklus menstruasi yang nggak teratur adalah perubahan yang normal terjadi pada gadis remaja. Pada titik tertentu selama masa pertumbuhan, kamu akan menemukan siklusmu.
Hal ini biasa terjadi tiga tahun setelah mestruasi pertama. Bagaimanapun, remaja putri bisa mengalami siklus menstruasi yang nggak teratur atau stop mengalami menstruasi akibat efek pengobatan, aktivitas yang berlebihan, minimnya berat badan, atau nggak cukup mengonsumsi kalori.
Beberapa perempuan mengalami siklus menstruasi nggak teratur akibat tubuh mereka memproduksi terlalu banyak androgen, hormon yang menyebabkan peningkatan massa otot, rambut di wajah, perubahan suara pada laki-laki, dan meningkatkan berat badan pada perempuan.
Jumlah androgen yang tinggi dapat juga menyebabkan pertumbuhan rambut pada wajah, dagu, dada, dan perut. Jika menemui permasalahan tersebut atau jika siklus menstruasi nggak teratur terjadi lebih dari tiga tahun, temuilah dokter. Dokter kemungkinan akan memberikan pil hormon atau pengobatan lainnya atau rekomendasi untuk mengubah gaya hidup agar siklus menstruasi bisa teratur.

Sumber.
http://www.duniakebidanan.com/post/read/205/menstruasi-pada-remaja-putri.html

Penelitian Kebidanan: Hubungan Antara Berat Badan Lahir Dengan Ruptur Perineum

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masing-masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup (SKRT, 1995) serta 60/1000 kelahiran hidup (Susenas 1995), maka pada tahun 2003 AKI turun menjadi 307/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2003), sedangkan AKB turun menjadi 37/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003). Sementara itu, umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 63,20 tahun pada tahun 1995 menjadi 66,2 tahun pada tahun 2003 (SDKI, 2003).
Indonesia membuat rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) untuk tahun 2001 – 2010, dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah dengan visi “Kehamilan dan Persalinan di Indonesia Berlangsung Aman, serta yang Dilahirkan Hidup dan Sehat,” dengan misinya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan. Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup.
Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia. Jalan lahir merupakan penyebab kedua perdarahan setelah atonia uteri yang terjadi pada hampir persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Pada seorang primipara atau orang yang baru pertama kali melahirkan ketika terjadi peristiwa “kepala keluar pintu”.


Pada saat ini seorang primipara biasanya tidak dapat tegangan yang kuat ini sehingga robek pada pinggir depannya. Luka-luka biasanya ringan tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Sebagai akibat persalinan terutama pada seorang primipara, biasa timbul luka pada vulva di sekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak (Prawirohardjo, 1999).
Ruptur Perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun episiotomi. perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacum.
Karena apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi dalam keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan indikasi di atas, maka menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat. Sedangkan luka perineum itu sendiri akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu yaitu gangguan ketidaknyamanan.
Berdasarkan hasil data prasurvey, angka kejadian rupture perineum spontan yang dialami ibu primigravida di BPS Yuni Dwi Fitariyanti tahun 2007 masih sangat tinggi yaitu sebanyak 41 orang (65%) dari 63 persalinan normal. Sedangkan yang tidak mengalami rupture perineum berjumlah 22 orang.
Jumlah berat badan bayi > 3100 gr yaitu 32 bayi sedangkan yang < 3.100 gr sebanyak 31 bayi. Dari 32 orang ibu yang melahirkan dengan berat badan bayi > 3.100 gr yang mengalami rupture berjumlah 30 orang dan yang tidak mengalami rupture 2 orang. Sedangkan dari 31 orang ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan < 3.100 gr yang mengalami rupture sebanyak 11 orang dan yang tidak sebanyak 20 orang.
Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk meneliti hubungan berat badan lahir dengan ruptur perineum persalinan normal pada primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti tahun 2007.
Penelitian ini akan mengkaji hubungan berat badan lahir dengan ruptur perineum persalinan normal pada primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti. Dengan desain penelitian korelasi. Subjek penelitian yaitu ibu primigravida pada persalinan normal pada bulan Januari – Desember tahun 2007.
Objek penelitian yaitu berat badan lahir di atas 3100 gram dan berat badan lahir kurang dari 3100 gram pada bulan Januari-Desember 2007 pada primigravida.
Alasan dilakukannya penelitian karena masih banyak ditemukannya angka kejadian ruptur perineum pada primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti yaitu 41 dari 63 persalinan normal pada primigravida. Penelitian ini akan menggunakan metode cross sectional yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2007 di BPS Dwi Yuni Fitariyanti yang beralamat di Tegineneng Lampung Selatan.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir dengan ruptur perineum persalinan normal pada primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti tahun 2007.
Tujuan Khusus
  1. Untuk mengidentifikasi jumlah berat badan lahir di atas 3100 gram dan berat badan lahir kurang dari 3100 gram yang dilahirkan ibu yang menyebabkan ruptur atau tidak ruptur perineum persalinan normal pada primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti tahun 2007.
  2. Untuk mengetahui adakah hubungan berat badan lahir dengan ruptur perineum persalinan normal pada primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti tahun 2007.
  3. Untuk mengetahui keeratan hubungan berat badan lahir dengan ruptur perineum persalinan normal pada primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti tahun 2007.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk:
  • Manfaat bagi tempat penelitian: Sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberikan masukan dalam memberikan penyuluhan.
  • Manfaat bagi institusi pendidikan: Untuk mendapatkan perbendaharaan perpustakaan/referensi bagi Kebidanan Wira Buana Metro.
  • Manfaat bagi peneliti: Untuk penerapan ilmu pengetahuan dalam membuat karya tulis dan sebagai salah satu pengalaman belajar di Akademi Kebidanan Wira Buana Metro.

Sumber.
http://www.duniakebidanan.com/post/read/717/penelitian-kebidanan-hubungan-antara-berat-badan-lahir-dengan-ruptur-perineum.html

Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)


Penyebab kecelakaan kerja yang sering sekali di temui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut diatas terjadi secara bersamaan. Oleh sebab itu, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat mencegah perilaku yang tidak aman dan memperbaiki kondisi lingkungan yang tidak aman.
Pendidikan  dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja juga berguna agar tenga kerja memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah kecelakaan kerja, mengembangakn budaya kesehatan dan keselamatan kerja, memahami ancaman dan bahaya di tempat kerja dan menggunakan langkah pencegahan kecelakaan kerja.

Kendala yang biasa terjadi dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama dalam lingkung K3

  • Pemahaman karyawan mengenai isi dari perjanjian kerjasama : Perlu adanya musyawarah terkait hal ini, musyawarah pembinaan atau koordinasi dan sosialisasi antara pengurus serikat pekerja dengan para pelaku
  • Tidak optimalnya penanganan keselamatan kerja : Cara mengatasi hal ini, apabila terjadi kecelakaa berarti tindakan pencegahan tidak berhasil, maka pihak manajemen perlu mempelajari apa yang salah.
  • Kebijakan perusahaan yang tidak tegas : Perlu adanya tindakan yang tegas apabila terdapat pegawai yang tidak disiplin
Undang-undang yang mengatur apabila terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang keselamatan dan kesehatan kerja misalnya pengusaha tidak menyediakan alat keselamatan kerja tau perusahaan tidak memeriksakan kesehatan dan kemampuan fisik pekerja. Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15000.000 (lima belas juta rupiah) bagi yang tidak menjalankan ketentuan undang-undang tersebut.

Sumber:
  • Indonesia.Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja.
  • Indonesia.Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
  • Indonesia. Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
  • Indonesia. Peraturan Menteri No. 5 tahun 1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Laporan Praktikum Farmakologi Sediaan Kapsul

Laporan Praktikum Farmakologi Sediaan Kapsul 


A. Dasar Teori
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin ; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Gelatin larut dalam air panas dan dalam cairan lambung yang hangat, kapsul gelatin melepaskan isinya dengan cepat. Gelatin sebagai protein dicerna dan diabsorbsi (Anief, 2000).
            Gelatin bersifat stabil  diudara bila dalam keadaan kering, akan tetapi mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi lembab dan bila disimpan dalam larutan berair. Oleh karena itu, kapsul gelatin yang lunak mengandung lebih banyak uap air daripada kasul keras, pada pembuatannya ditambahkan bahan pengawet untuk mencegah timbulnya jamur dalam cangkang kapsul. Biasanya kapsul keras gelatin mengandung uap air antara 9-12%. Bilamana disimpan dalam lingkungan dengan kelembapan yang tinggi, penambahan uap air akan diabsorbsi oleh kapsul dan kapsul keras ini akan rusak dari bentuk kekerasannya. Sebaliknya dalam lingkungan udara yang sangat kering, sebagian uap air yang terdapat dalam kaspsul gelatin mungkin akan hilang, dan kapsul ini menjadi rapuh bahkan akan remuk bila dipegang (Howard, 1985).
Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang kapsul bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup kapsul ini akan saling menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan menyelubungi bagian badan kapsul. Gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila dalam keadaan lembab atau bila disimpan dalam larutan berair . Sebagai contoh yang lain, cangkang kapsul gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang rendah. Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak dapat menghindari efek samping obat yang mengiritasi lambung, seperti Indometasin. Hal ini dikarenakan kapsul gelatin segera pecah setelah sampai di lambung (Anonim, 1979)
B. Resep

.Resep
R/ tetracyclin 500 gr
m.f.caps. dtd. No X
  1. Khasiat obat
Bruselosis, batuk rejan, pneumonia, demam yang disebabkan oleh Rickettsia, infeksi saluran kemih, bronkitis kronik. Psittacosis dan Lymphogranuloma inguinale. Juga untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus pada penderita yang peka terhadap penisilin, disentri amuba, frambosia, gonore dan tahap tertentu pada sifilis.
Tetracycline merupakan antibiotik bakteriostatis yang berikatan dengan subunit ribosomal 16S-30S dan cara kerja antibiotik ini mencegah pengikatan aminoasil-tRNA dari situs A pada ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translasi protein. Namun antibiotik jenis ini memiliki efek samping yaitu menyebabkan gigi menjadi berwarna dan dampaknya terhadap ginjal dan hati.
  2. Perhitungan Dosis
Dewasa: 4 kali sehari 250 mg – 500 mg.
Lama pemakaian:
Kecuali apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pengobatan dengan Tetracycline kapsul hendaknya paling sedikit berlangsung selama 3 hari, agar kuman-kuman penyebab penyakit dapat terberantas seluruhnya dan untuk mencegah terjadinya resistansi bakteri terhadap tetrasiklin.
  3. Cara Kerja
Tetrasiklin HCl termasuk golongan tetrasiklin, mempunyai spektrum luas dan bersifat bakteriostatik, cara kerjanya dengan menghambat pembentukan protein pada bakteri.
a. Tetrasiklin membentuk kompleks khelat dengan ion-ion kalsium, magnesium, besi dan aluminium. Maka sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan tonikum-tonikum yang mengandung besi atau dengan antasida berupa senyawa aluminium, amgnesium. Susu mengandung banyak kalsium, sehingga sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan susu.
b. Pengobatan dengan tetrasiklin jangan dikombinasikan dengan penisilin atau sefalosporin.
c. Karbamazepin dan fenitoin: menurunkan efektifitas tetrasiklin secara oral.
d. Tetrasiklin akan memperpanjang kerja antikluogulan kumarin, sehingga proses pembekuan akan tertunda.
4.   Tujuan penggunaan bentuk sediaan kapsul:
 
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan

5.      Efek Samping: 
- Pada pemberian lama atau berulang-ulang, kadang-kadang terjadi superinfeksi bakteri atau jamur seperti:enterokolitis dan kandidiasis.
 
- Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia, pyrosis, vomiting, flatulen dan diare.
 
- Reaksi hipersensitif seperti: urtikaria, edema, angioneurotik, atau anafilaksis.
 
- Jarang terjadi seperti: anemia hemolitik, trombositopenia,neutropenia dan eosinofilia.
 
6.      Peringatan dan Perhatian: 
- Hendaknya diminum dengan segelas penuh air +/- 240 ml untuk meminimkan iritasi saluran pencernaan.
 
- Sebaiknya tetrasikli tidak diberikan pada kehamilan 5 bulan terakhir sampai anak berusia 8 tahun, karena menyebabkan perubahan warna gigi menjadi kuning dan terganggupertumbuhan tulang.
 
- Penggunaan tetrasiklin pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal,dapat menimbulkan efek komulasi.
 
- Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati, wanita menyusui.
 
- Jangan minum susu atau makanan produk susu lainnya dalam waktu 1 - 3 jam setelah penggunaan Tetrasiklin.
 

7.      PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko : Tetrasiklin mampu menembus plasenta dan menembus kedalam sirkulasi sistemik janin; dapat menyebabkan pewarnaan yang permanen pada gigi bayi jika digunakan pada fase pertengahan kehamilan.



8.          Etiket
         3x1 diminum sampae habis
        C. Pembahasan
Pada praktikum ini dibuat obat sediaan kapsul. Pada dasarnya sediaan kapsul sudah tepat diberikan untuk pasien dewasa, karena pada umumya orang dewasa tidak mengalami kesulitan dalam mengonsumsi obat. Selain itu, pembuatan obat dalam bentuk kapsul juga memiliki beberapa keuntungan, diantaranya : bisa menutupi obat atau zat – zat yang rasa dan baunya kurang enak; tidak diperlukan zat tambahan (corigens), seperti corigens coloris (warna), corigen odoris (bau), corigens saporis (rasa); tidak memerlukan zat tambahan atau zat pengisi; cepat melepaskan zat berkhasiatnya dalam jumlah yang seragam dan segera bekerja pada lambung; berdasarkan warna dapat dibedakan isi kapsul; dan lain – lain.
Namun, obat dalam sediaan kapsul juga memiliki beberapa kerugian, diantaranya : tidak sesuai untuk bahan obat yang mudah larut (KCl, KBr, NH4Br, CaCl2) karena dapat mengiritasi lambung; tidak cocok untuk zat – zat yang mudah menguap karena pori – pori kapsul tidak bisa menahannya; pada kelembaban tinggi kapsul akan berubah bentuk, pada kelembaban rendah sifatnya rapuh sehingga pewadahan harus dalam pot gelas disimpan di tempat sejuk dan kering.
Cara Pembuatan
1. Timbang tetrasiklin yang dibutuhkan, sebanyak 500x10=5000 mg
2. Gerus tetrasiklin dalam mortis, bagi sama banyak sesuai resep,seperti pada pulveres
3. Masukkan serbuk tetrasiklin yang sudah dibagi masing-masing kedalam cangkang kapsul yang sesuai dengan ukuran dan ditutup
4. Bersihkan kapsul dengan lap kering dan bersih
5. Masukkan kedalam plastik dan diberi etiket
D. Kesimpulan

     Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
      Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkag kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. Obat ini berkhasiat untuk mengobati faringitis, laryngitis, bronkio pneumonia, sinusitis, infeksi saluran pencernaan, saluran kencing, kulit, dan jaringan lunak.
E. Dasar Pustaka

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1978, Formularium Nasional, Edisi II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Ansel, H.C. & Prince, S.J., Kalkulasi Farmasetik (Panduan Untuk Apoteker), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 
Chaerunnisaa, A.Y., 2009, Farmasetika Dasar, Widya Padjadjaran, Bandung.

Kamis, 20 April 2017

KASUS KELALAIAN BIDAN DALAM PRAKTIK (MALPRAKTIK)




KASUS KELALAIAN BIDAN DALAM PRAKTIK (MALPRAKTIK)

Kasus :
Seorang Ny.A dibantu oleh seorang bidan untuk bersalin. Proses persalinannya lebih dari 24 jam dan bayi belum juga keluar, keadaan Ibu sudah mulai lemas dan kelelahan karena sudah terlalu lama mengejan. Bidan tersebut tetap bersikukuh untuk menolong persalinan Ibu karena takut kehilangan komisi, padahal asisten bidan itu sudah mengingatkan untuk segera merujuk ke RS. Setelah bayi keluar, Ibu mengalami pendarahan, baru kemudian bidan merujuk ibu ke RS. Ketika masih dalam perjalanan, Ibu tersebut sudah meninggal. Keluarganya tidak terima dan menuntut bidan tersebut dengan alasan sudah melakukan kelalaian yaitu terlambat merujuk.

Analisa :
Sebagai bidan seharusnya sudah tau atau mengetahui apabila terdapat pasien yang mengalami partus lebih dari 24 jam maka seharusnya segera merujuk ke RS. Akhirnya karena bidan menunda untuk merujuk terjadilah pendarahan yang diakibatkan karena partus yang terlalu lama.
Dalam kasus ini bidan dengan sengaja melakukan kelalaian demi uang, di satu sisi pasien juga tidak mengetahui tentang hak-hak apa yang dapat diperoleh pasien tentang kondisi kesehatannya atau pasien sengaja tidak dikasih tahu informasi yang jelas tentang resiko, tindakan serta prosedur persalinan yang yang seharusnya. Bidan tersebut telah melanggar wewenangan bidan dan melakukan malpraktek.

Undang-Undang yang mengatur:
1.        Pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal-pasal tersebut berisi tentang kelalaian yang menyebabkan seseorang mati atau luka-luka berat.
Pasal 359 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang mati : “Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan mati-nya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.”
2.         Pasal 1365 KUHS
Setiap perbuatan melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian itu, menganti kerugian tersebut.

Minggu, 16 April 2017

Mendiagnosa Kehamilan



Mendiagnosa Kehamilan

            Menentukan kehamilan yang sudah lanjut memang tidak sukar, tetapi menentukan kehamilan awal seringkali tidak mudah, terutama bila pasien baru mengeluh terlambat haid beberapa minggu saja. Secara klinis tanda-tanda kehamilan dapat dibagi dalam 3 kategori besar, yaitu: tanda tak pasti dan tanda kepastian hamil dan kemungkinan.
A.    Tanda Tidak Pasti (Presumtif)
Perubahan fisiologik pada ibu atau seorang perempuan yang mengindikasikan bahwa ia telah hamil.Tanda tidak pasti atau terduga hamil adalah perubahan anatomic dan fisiologik selain dari tanda-tanda presumtif yang di deteksi atau di kenali oleh pemeriksa.
Tanda-tanda tidak pasti adalah sebagai berikut:
1.      Amenorhea (Terlambat datang bulan)
Amenorhea tidak dapat dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena amenorrhea dapat juga terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor-hipofise,perubahan factor-faktor lingkungan, malnutrisi dan yang paling sering gangguan emosional terutama pada mereka yang tidak ingin hamil atauyang ingin sekali hamil (di kenal dengan hami semu).
2.      Mual dan Muntah
Merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan, dalam kedokteran sering dikenal morning sickness karena munculnya pada pagi hari. Mual dan muntah di perberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil.
3.      Mastodinia
Adalah rasa kencang dan sakit pada payudara di sebabkan payudara membesar. Faskulariasi bertambah asinus dan duktus berpoliferasi karena pengaruh estrogen dan progesterone.
4.      Quickening
Adalah persepsi gerakan janin pertama biasanya di sadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
5.      Gangguan Kencing
6.      Konstipasi
Terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat juga karena perubahan pola makan.
7.      Perubahan berat badan
8.      Perubahan warna kulit
9.      Perubahan payudara
10.  Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama. Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu, terutama pada trimester pertama. Akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
11.  Pingsan
12.  Lelah
Disebabkan oleh menurunnya basal metabolic rate (BMR) dalam trimester pertama kehamilan.
13.  Varises
14.  Konstipasi atau obstipasi
Karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormone steroid.
15.  Epulis
Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Hal ini seringterjadi pada triwulan pertama.

B.     Tanda-tanda Kemungkinan Kehamilan (Dugaan Hamil)
1.      Perubahan pada uterus
2.      Tanda piskacek’s
3.      Suhu basal
4.      Perubahan-perubahan pada serviks
a.       Tanda hegar
b.      Tanda goodell’s
c.       Tanda chadwick
d.      Tanda Mc Donald
5.      Pembesaran abdomen
6.      Kontraksi uterus
7.      Pemeriksaan test biologis kehamilan

C.    Tanda Pasti Kehamilan
Data atau kondisi yang mengindikasikan adanya buah kehamilan atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan di rekam oleh pemeriksa (misalnya denyut jantung janin, gambaran sonogram janin, dan gerak janin).
            Indikator pasti hamil adalah penemuan-penemuan keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat di jelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain.
1.      Denyut jantung janin (DJJ)
Dapat didengar dengan menggunakan laenec pada minggu 17-18. Dengan stetoskope ultrasonic (Doppler), DJJ dapat di dengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.
2.      Gerakan janin dalam rahim
3.      Tanda Braxton-hiks

D.    Diagnosis Banding Kehamilan
Suatu kehamilan kadangkala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang dalam pemeriksaan meragukan:
1.      Hamil palsu (pseudocyesis=kehamilan spuria)
2.      Mioma uteri
3.      Kista ovarii
4.      Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin
5.      Hematometra

E.     Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan
Untuk menentukan diagnostic kehamilan maka, dilakukan pemeriksa janin:
1.      Riwayat kehamilan
Komponen riwayat umum antepartum:
a.       Data umum
1.      Riwayat perawatan medis dan perawatan primer masa lalu
2.      Riwayat keluarga
3.      Riwayat menstruasi
4.      Riwayat genestis
5.      Riwayat obstetric
6.      Riwayat ginekologik
7.      Riwayat seksual
8.      Riwayat kontrasepsi

b.      Pemeriksaan fisik
1.      Pemeriksaan fisik umum
a.       Kesan umum: kompos metis, tampak sakit.
b.      Pemeriksaan (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, dan berat badan).
2.      Pemeriksaan obstetric
a.       Inspeksi: tinggi fundus uteri, keadaan dinding abdomen, gerak janin yang tampak.
b.      Palpasi: menurut Knebel, menurut Leopold, menurun Buddin, menurut Ahfeld.
c.       Pekusi.
d.      Auskultasi: bising usus, denyut jantung janin, gerak janin intrauterine, dan hal lain yang terdengar.
e.       Pemeriksaan dalam

c.    Pemeriksaan panggul
Lakukan penelitian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak sehingga tidak menimbulkan rasa sakit, dengan cara berikut:
1.      Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina.
2.      Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya.
3.      Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis.
4.      Dengan ujung jari menelusuri linea inomata kiri dan kanan, sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba.
5.      Raba lengkungan sokrumdan tentukan apakah spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke kanan.
6.      Raba dinding pelviks, apakah lurus atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum.
7.      Arahkan bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang di bentuk antara os pubis kiri dan kanan.

d.   Uji Laboratorium dan Studi terkait
Ada beberapa uji studi terkait sebagai berikut:
1.      Rontgenografi
2.      Ultrasonografi (USG)
3.      Fetal Electro Cardio Grafi (ECG)
4.      Test Laboratorium

Daftar Pustaka
Suryati Romauli,2011,Asuhan Kebidanan 1,Yogyakarta:Nuha Medika