Laporan Praktikum Farmakologi Sediaan Kapsul
A. Dasar Teori
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat
dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari
gelatin ; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Gelatin larut dalam air panas
dan dalam cairan lambung yang hangat, kapsul gelatin melepaskan isinya dengan
cepat. Gelatin sebagai protein dicerna dan diabsorbsi (Anief, 2000).
Gelatin bersifat stabil diudara bila dalam keadaan kering, akan tetapi
mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi lembab dan bila disimpan
dalam larutan berair. Oleh karena itu, kapsul gelatin yang lunak mengandung
lebih banyak uap air daripada kasul keras, pada pembuatannya ditambahkan bahan
pengawet untuk mencegah timbulnya jamur dalam cangkang kapsul. Biasanya kapsul
keras gelatin mengandung uap air antara 9-12%. Bilamana disimpan dalam
lingkungan dengan kelembapan yang tinggi, penambahan uap air akan diabsorbsi
oleh kapsul dan kapsul keras ini akan rusak dari bentuk kekerasannya.
Sebaliknya dalam lingkungan udara yang sangat kering, sebagian uap air yang
terdapat dalam kaspsul gelatin mungkin akan hilang, dan kapsul ini menjadi
rapuh bahkan akan remuk bila dipegang (Howard, 1985).
Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang
terdiri dari cangkang kapsul bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian
tutup kapsul ini akan saling menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya
akan menyelubungi bagian badan kapsul. Gelatin mempunyai beberapa kekurangan,
seperti mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila dalam keadaan lembab atau
bila disimpan dalam larutan berair . Sebagai contoh yang lain, cangkang kapsul
gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang
rendah. Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak dapat menghindari efek samping obat
yang mengiritasi lambung, seperti Indometasin. Hal ini dikarenakan kapsul
gelatin segera pecah setelah sampai di lambung (Anonim, 1979)
.Resep
R/ tetracyclin
500 gr
m.f.caps. dtd.
No X
1. Khasiat obat
Bruselosis, batuk rejan, pneumonia,
demam yang disebabkan oleh Rickettsia, infeksi saluran kemih, bronkitis kronik.
Psittacosis dan Lymphogranuloma inguinale. Juga untuk pengobatan
infeksi-infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus pada
penderita yang peka terhadap penisilin, disentri amuba, frambosia, gonore dan
tahap tertentu pada sifilis.
Tetracycline merupakan antibiotik
bakteriostatis yang berikatan dengan subunit ribosomal 16S-30S dan cara kerja antibiotik
ini mencegah pengikatan aminoasil-tRNA dari situs A pada ribosom, sehingga
dengan demikian akan menghambat translasi protein. Namun antibiotik jenis ini
memiliki efek samping yaitu menyebabkan gigi menjadi berwarna dan dampaknya
terhadap ginjal dan hati.
Dewasa: 4 kali sehari 250 mg – 500 mg.
Lama pemakaian:
Kecuali apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, pengobatan dengan Tetracycline kapsul hendaknya paling
sedikit berlangsung selama 3 hari, agar kuman-kuman penyebab penyakit dapat
terberantas seluruhnya dan untuk mencegah terjadinya resistansi bakteri
terhadap tetrasiklin.
Tetrasiklin HCl termasuk golongan tetrasiklin, mempunyai spektrum luas
dan bersifat bakteriostatik, cara kerjanya dengan menghambat pembentukan
protein pada bakteri.
a. Tetrasiklin membentuk kompleks khelat
dengan ion-ion kalsium, magnesium, besi dan aluminium. Maka sebaiknya tidak
diberikan bersamaan dengan tonikum-tonikum yang mengandung besi atau dengan
antasida berupa senyawa aluminium, amgnesium. Susu mengandung banyak kalsium,
sehingga sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan susu.
b. Pengobatan dengan tetrasiklin jangan
dikombinasikan dengan penisilin atau sefalosporin.
c. Karbamazepin dan fenitoin: menurunkan
efektifitas tetrasiklin secara oral.
d. Tetrasiklin akan memperpanjang kerja
antikluogulan kumarin, sehingga proses pembekuan akan tertunda.
4. Tujuan penggunaan bentuk sediaan kapsul:
Merupakan
sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan
5. Efek Samping:
- Pada pemberian lama atau berulang-ulang, kadang-kadang terjadi superinfeksi bakteri atau jamur seperti:enterokolitis dan kandidiasis.
- Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia, pyrosis, vomiting, flatulen dan diare.
- Reaksi hipersensitif seperti: urtikaria, edema, angioneurotik, atau anafilaksis.
- Jarang terjadi seperti: anemia hemolitik, trombositopenia,neutropenia dan eosinofilia.
- Pada pemberian lama atau berulang-ulang, kadang-kadang terjadi superinfeksi bakteri atau jamur seperti:enterokolitis dan kandidiasis.
- Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia, pyrosis, vomiting, flatulen dan diare.
- Reaksi hipersensitif seperti: urtikaria, edema, angioneurotik, atau anafilaksis.
- Jarang terjadi seperti: anemia hemolitik, trombositopenia,neutropenia dan eosinofilia.
6. Peringatan dan Perhatian:
- Hendaknya diminum dengan segelas penuh air +/- 240 ml untuk meminimkan iritasi saluran pencernaan.
- Sebaiknya tetrasikli tidak diberikan pada kehamilan 5 bulan terakhir sampai anak berusia 8 tahun, karena menyebabkan perubahan warna gigi menjadi kuning dan terganggupertumbuhan tulang.
- Penggunaan tetrasiklin pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal,dapat menimbulkan efek komulasi.
- Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati, wanita menyusui.
- Jangan minum susu atau makanan produk susu lainnya dalam waktu 1 - 3 jam setelah penggunaan Tetrasiklin.
- Hendaknya diminum dengan segelas penuh air +/- 240 ml untuk meminimkan iritasi saluran pencernaan.
- Sebaiknya tetrasikli tidak diberikan pada kehamilan 5 bulan terakhir sampai anak berusia 8 tahun, karena menyebabkan perubahan warna gigi menjadi kuning dan terganggupertumbuhan tulang.
- Penggunaan tetrasiklin pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal,dapat menimbulkan efek komulasi.
- Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati, wanita menyusui.
- Jangan minum susu atau makanan produk susu lainnya dalam waktu 1 - 3 jam setelah penggunaan Tetrasiklin.
7. PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko : Tetrasiklin mampu menembus plasenta dan menembus kedalam sirkulasi sistemik janin; dapat menyebabkan pewarnaan yang permanen pada gigi bayi jika digunakan pada fase pertengahan kehamilan.
Faktor risiko : Tetrasiklin mampu menembus plasenta dan menembus kedalam sirkulasi sistemik janin; dapat menyebabkan pewarnaan yang permanen pada gigi bayi jika digunakan pada fase pertengahan kehamilan.
8. Etiket
3x1 diminum sampae habis
C. Pembahasan
Pada praktikum ini
dibuat obat sediaan kapsul. Pada dasarnya sediaan kapsul sudah tepat
diberikan untuk pasien dewasa, karena pada umumya orang dewasa tidak mengalami
kesulitan dalam mengonsumsi obat. Selain itu, pembuatan obat dalam bentuk
kapsul juga memiliki beberapa keuntungan, diantaranya : bisa menutupi obat atau
zat – zat yang rasa dan baunya kurang enak; tidak diperlukan zat tambahan
(corigens), seperti corigens coloris (warna), corigen odoris (bau), corigens
saporis (rasa); tidak memerlukan zat tambahan atau zat pengisi; cepat
melepaskan zat berkhasiatnya dalam jumlah yang seragam dan segera bekerja pada
lambung; berdasarkan warna dapat dibedakan isi kapsul; dan lain – lain.
Namun, obat dalam
sediaan kapsul juga memiliki beberapa kerugian, diantaranya : tidak sesuai
untuk bahan obat yang mudah larut (KCl, KBr, NH4Br, CaCl2) karena dapat
mengiritasi lambung; tidak cocok untuk zat – zat yang mudah menguap karena pori
– pori kapsul tidak bisa menahannya; pada kelembaban tinggi kapsul akan berubah
bentuk, pada kelembaban rendah sifatnya rapuh sehingga pewadahan harus dalam
pot gelas disimpan di tempat sejuk dan kering.
Cara Pembuatan
1. Timbang
tetrasiklin yang dibutuhkan, sebanyak 500x10=5000 mg
2. Gerus tetrasiklin
dalam mortis, bagi sama banyak sesuai resep,seperti pada pulveres
3. Masukkan serbuk
tetrasiklin yang sudah dibagi masing-masing kedalam cangkang kapsul yang sesuai
dengan ukuran dan ditutup
4. Bersihkan kapsul
dengan lap kering dan bersih
5. Masukkan kedalam
plastik dan diberi etiket
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
Kapsul adalah bentuk sediaan obat
terbungkus cangkag kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari
gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. Obat ini berkhasiat untuk mengobati
faringitis, laryngitis, bronkio pneumonia, sinusitis, infeksi saluran
pencernaan, saluran kencing, kulit, dan jaringan lunak.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1978, Formularium Nasional, Edisi II, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Ansel, H.C. & Prince, S.J., Kalkulasi Farmasetik (Panduan Untuk
Apoteker), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Chaerunnisaa, A.Y.,
2009, Farmasetika Dasar, Widya Padjadjaran, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar