Indonesia membuat rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS)
untuk tahun 2001 – 2010, dalam konteks rencana pembangunan kesehatan
menuju Indonesia Sehat 2010 adalah dengan visi “Kehamilan dan Persalinan
di Indonesia Berlangsung Aman, serta yang Dilahirkan Hidup dan Sehat,”
dengan misinya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal
dan neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan. Salah satu sasaran
yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian
maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup.
Perdarahan postpartum menjadi penyebab
utama 40% kematian ibu di Indonesia. Jalan lahir merupakan penyebab
kedua perdarahan setelah atonia uteri yang terjadi pada hampir
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.
Pada seorang primipara atau orang yang baru pertama kali melahirkan
ketika terjadi peristiwa “kepala keluar pintu”.
Pada saat ini seorang primipara biasanya
tidak dapat tegangan yang kuat ini sehingga robek pada pinggir
depannya. Luka-luka biasanya ringan tetapi kadang-kadang terjadi juga
luka yang luas dan berbahaya. Sebagai akibat persalinan terutama pada
seorang primipara, biasa timbul luka pada vulva di sekitar introitus
vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang bisa timbul
perdarahan banyak (Prawirohardjo, 1999).
Ruptur Perineum dapat terjadi karena
adanya ruptur spontan maupun episiotomi. perineum yang dilakukan dengan
episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas indikasi antara lain: bayi
besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan
menggunakan alat baik forceps maupun vacum.
Karena apabila episiotomi itu tidak
dilakukan atas indikasi dalam keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan
indikasi di atas, maka menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya
kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat. Sedangkan luka perineum
itu sendiri akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu yaitu gangguan
ketidaknyamanan.
Berdasarkan hasil data prasurvey, angka
kejadian rupture perineum spontan yang dialami ibu primigravida di BPS
Yuni Dwi Fitariyanti tahun 2007 masih sangat tinggi yaitu sebanyak 41
orang (65%) dari 63 persalinan normal. Sedangkan yang tidak mengalami
rupture perineum berjumlah 22 orang.
Jumlah berat badan bayi > 3100 gr
yaitu 32 bayi sedangkan yang < 3.100 gr sebanyak 31 bayi. Dari 32
orang ibu yang melahirkan dengan berat badan bayi > 3.100 gr yang
mengalami rupture berjumlah 30 orang dan yang tidak mengalami rupture 2
orang. Sedangkan dari 31 orang ibu yang melahirkan bayi dengan berat
badan < 3.100 gr yang mengalami rupture sebanyak 11 orang dan yang
tidak sebanyak 20 orang.
Berdasarkan data tersebut penulis
tertarik untuk meneliti hubungan berat badan lahir dengan ruptur
perineum persalinan normal pada primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti
tahun 2007.
Penelitian ini akan mengkaji hubungan
berat badan lahir dengan ruptur perineum persalinan normal pada
primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti. Dengan desain penelitian
korelasi. Subjek penelitian yaitu ibu primigravida pada persalinan
normal pada bulan Januari – Desember tahun 2007.
Objek penelitian yaitu berat badan lahir
di atas 3100 gram dan berat badan lahir kurang dari 3100 gram pada
bulan Januari-Desember 2007 pada primigravida.
Alasan dilakukannya penelitian karena
masih banyak ditemukannya angka kejadian ruptur perineum pada
primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti yaitu 41 dari 63 persalinan
normal pada primigravida. Penelitian ini akan menggunakan metode cross sectional yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2007 di BPS Dwi Yuni Fitariyanti yang beralamat di Tegineneng Lampung Selatan.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara berat
badan lahir dengan ruptur perineum persalinan normal pada primigravida
di BPS Dwi Yuni Fitariyanti tahun 2007.
Tujuan Khusus
- Untuk mengidentifikasi jumlah berat badan lahir di atas 3100 gram dan berat badan lahir kurang dari 3100 gram yang dilahirkan ibu yang menyebabkan ruptur atau tidak ruptur perineum persalinan normal pada primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti tahun 2007.
- Untuk mengetahui adakah hubungan berat badan lahir dengan ruptur perineum persalinan normal pada primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti tahun 2007.
- Untuk mengetahui keeratan hubungan berat badan lahir dengan ruptur perineum persalinan normal pada primigravida di BPS Dwi Yuni Fitariyanti tahun 2007.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk:
- Manfaat bagi tempat penelitian: Sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberikan masukan dalam memberikan penyuluhan.
- Manfaat bagi institusi pendidikan: Untuk mendapatkan perbendaharaan perpustakaan/referensi bagi Kebidanan Wira Buana Metro.
- Manfaat bagi peneliti: Untuk penerapan ilmu pengetahuan dalam membuat karya tulis dan sebagai salah satu pengalaman belajar di Akademi Kebidanan Wira Buana Metro.
Sumber.
http://www.duniakebidanan.com/post/read/717/penelitian-kebidanan-hubungan-antara-berat-badan-lahir-dengan-ruptur-perineum.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar